Iklan 300x250
Perjalanan hidup kita di dunia fana ini dimulai sejak kita dilahirkan. Sebelumnya kita berada dalam kandungan selama sembilan bulan dengan jerih payah sang ibunda yang harus bisa bertirakat agar bayinya normal dan selamat. Mulai dari menu makanan tidak sembarangan, tidurpun terasa sulit, badan terasa letih, dan segala macam derita ibu. Setelah itu sang ibunda melahirkan kita dengan bertaruh nyawa, dan akhirnya kita lahir dengan selamat.
Mulai hari pertama kelahiran kita ini perjalanan hidup dimulai dengan keadaan bayi merah. Seminggu kemudian mulai sedikit lincah dengan mata mulai beregerak-gerak, selanjutnya bisa tengkurap, merangkak dan berjalan.
Proses ini memerlukan waktu dua tahun dalam gendongan sang ibunda, dimana beliau tidak bisa tidur nyenyak, tidak boleh makan semaunya agar air asinya aman, serta seribu perjuangan dan pengorbanan dari ibu demi sang anak. Selepas dua tahun mulai pisah dari asi dan mulai memakan makanan seperti sekarang ini walaupun agak sedikit lunak.
Masa kecil selama 5 tahun waktunya hanya dihabiskan bermain-main dengan ibu. Tidur selalu disamping ibu dengan penuh belaian kasih sayangnya. Mandi juga dimandikan ibu. Makan disuapi ibu. Pokoknya apa saja tidak lepas dari peran ibu. Sementara ayah bekerja untuk mencari nafkah demi kelangsungan hidup.
Kemudian masuk sekolah. Saatnya bergaul dengan teman dan orang-orang dari luar. Sekolah ini memakan waktu minimal sampai umur 18 tahun, dan masih dibawah asuhan ibu bapak. Kemudian lulus SLTA, jika tidak melanjutkan kuliah tentunya pergi bekerja. Saat ini mulai belajar lepas dari orang tua. Semua ini telah menguras jerih payah kedua orang tua. Sang ayah bekerja dengan bermandi keringat tak kenal lelah. Tak kenal sakit dan tak kenal menyerah.
Tahap berikutnya menikah dan punya anak. Pada saat ini kita mulai merasakan kerasnya hidup. Mencari nafkah, menata keluarga, dan sebagainya. Kemudian punya menantu dan punya cucu. Dan akhirnya menjadi kakek nenek lantas jompo. Tidak bisa berbuat apa-apa seperti ketika masih dalam gendongan ibu puluhan tahun yang silam.
Kepada siapa kita minta tolong? Ibu kini telah tiada. Kedua orang tua tercinta telah tiada. Mereka telah kembali ke pangkuan Sang pencipta. Pada saat ini kita akan sadar betapa besarnya jasa seorang ibu. Dan juga bapak. Merekalah orang pertama dan orang terpercaya atas keselamatan kita, dimana mereka melahirkan dan telah membesarkan kita tanpa pamrih. Merekalah orang yang dipercaya Tuhan atas diri kita.
Pada saat seperti ini manusia hanya bisa pasrah. Jika kita sudah jompo seperti ini, kita hanya pasrah kepada anak. Jika kita dulunya berbakti kepada orang tua, maka anak kita niscaya akan berbakti kepada kita. Pekerjaan kita hanyalah beribadah serta mendoakan anak cucu agar menjadi orang yang bermanfaat bagi umat manusia. Begitu jugalah doa orang tua kita kepada kita kala itu. Sambil menanti panggilan dari yang maha kuasa.
Mulai hari pertama kelahiran kita ini perjalanan hidup dimulai dengan keadaan bayi merah. Seminggu kemudian mulai sedikit lincah dengan mata mulai beregerak-gerak, selanjutnya bisa tengkurap, merangkak dan berjalan.
Proses ini memerlukan waktu dua tahun dalam gendongan sang ibunda, dimana beliau tidak bisa tidur nyenyak, tidak boleh makan semaunya agar air asinya aman, serta seribu perjuangan dan pengorbanan dari ibu demi sang anak. Selepas dua tahun mulai pisah dari asi dan mulai memakan makanan seperti sekarang ini walaupun agak sedikit lunak.
Masa kecil selama 5 tahun waktunya hanya dihabiskan bermain-main dengan ibu. Tidur selalu disamping ibu dengan penuh belaian kasih sayangnya. Mandi juga dimandikan ibu. Makan disuapi ibu. Pokoknya apa saja tidak lepas dari peran ibu. Sementara ayah bekerja untuk mencari nafkah demi kelangsungan hidup.
Kemudian masuk sekolah. Saatnya bergaul dengan teman dan orang-orang dari luar. Sekolah ini memakan waktu minimal sampai umur 18 tahun, dan masih dibawah asuhan ibu bapak. Kemudian lulus SLTA, jika tidak melanjutkan kuliah tentunya pergi bekerja. Saat ini mulai belajar lepas dari orang tua. Semua ini telah menguras jerih payah kedua orang tua. Sang ayah bekerja dengan bermandi keringat tak kenal lelah. Tak kenal sakit dan tak kenal menyerah.
Tahap berikutnya menikah dan punya anak. Pada saat ini kita mulai merasakan kerasnya hidup. Mencari nafkah, menata keluarga, dan sebagainya. Kemudian punya menantu dan punya cucu. Dan akhirnya menjadi kakek nenek lantas jompo. Tidak bisa berbuat apa-apa seperti ketika masih dalam gendongan ibu puluhan tahun yang silam.
Kepada siapa kita minta tolong? Ibu kini telah tiada. Kedua orang tua tercinta telah tiada. Mereka telah kembali ke pangkuan Sang pencipta. Pada saat ini kita akan sadar betapa besarnya jasa seorang ibu. Dan juga bapak. Merekalah orang pertama dan orang terpercaya atas keselamatan kita, dimana mereka melahirkan dan telah membesarkan kita tanpa pamrih. Merekalah orang yang dipercaya Tuhan atas diri kita.
Pada saat seperti ini manusia hanya bisa pasrah. Jika kita sudah jompo seperti ini, kita hanya pasrah kepada anak. Jika kita dulunya berbakti kepada orang tua, maka anak kita niscaya akan berbakti kepada kita. Pekerjaan kita hanyalah beribadah serta mendoakan anak cucu agar menjadi orang yang bermanfaat bagi umat manusia. Begitu jugalah doa orang tua kita kepada kita kala itu. Sambil menanti panggilan dari yang maha kuasa.
Iklan 336x280
______________________________________________________________________
0 komentar:
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungan dan komentar Anda