Iklan 300x250
Dulu ketika masih kecil saya takut pergi ke hutan atau daerah-daerah di sekitar hutan karena takut bertemu harimau loreng atau orang jawa menyebutnya macan gembong. Apa lagi ketika sedang dibangunnya waduk Ir.Sutami di Karangkates tahun 1970-an, para sopir dumptruck sering melihat beberapa harimau loreng menyeberang jalan di malam hari.
Pada saat saya berumur 10 tahun (1980) saya takut pergi jauh dari rumah karena khawatir bertemu dengan hewan buas yang katanya suka makan kerbau ini. Menurut nenek saya waktu itu harimau jawa masih ada, namun sudah pergi jauh ke hutan terpencil di sebelah timur. Lima tahun kemudian (1985) paman saya menerangkan bahwa janganlah takut pergi ke hutan karena harimau loreng sudah punah, tidak mungkin bisa menemui kita.
Setelah saya berumur 20 tahun (1990) saya benar-benar yakin bahwa harimau jawa telah punah. Saya berani pergi ke hutan sendirian untuk mencari sarang burung dan berburu binatang hutan. Saya tidak pernah menjumpai seekor harimau pun selama ini. Walaupun bapak saya pernah memelihara 3 ekor anak harimau jawa ketika saya masih bayi. Namun harimau lucu tersebut dikembalikan lagi ke hutan setelah dua hari berada di rumah. Karena setiap malam induknya datang ke rumah dengan meninggalkan bekas cakar di depan pintu.
Harimau-harimau kecil tersebut ditangkap bapak saya ketika memasuki wilayah terlarang di dekat pos penjagaan, dimana bapak saya waktu itu bekerja sebagai satpam di gedung dinamid atau penyimpanan bahan peledak bawah tanah di karang putih, gunung kendeng, Malang selatan.
Kini harimau jawa tercinta tinggal kenangan. Tidak ada seorangpun yang bertemu lagi dengan macan gembong di daerah sini karena sekarang sudah ramai. Padahal dulunya merupakan hutan asri yang merupakan salah satu habitat terakhir harimau jawa, kijang, dan kancil.
Pada saat saya berumur 10 tahun (1980) saya takut pergi jauh dari rumah karena khawatir bertemu dengan hewan buas yang katanya suka makan kerbau ini. Menurut nenek saya waktu itu harimau jawa masih ada, namun sudah pergi jauh ke hutan terpencil di sebelah timur. Lima tahun kemudian (1985) paman saya menerangkan bahwa janganlah takut pergi ke hutan karena harimau loreng sudah punah, tidak mungkin bisa menemui kita.
Setelah saya berumur 20 tahun (1990) saya benar-benar yakin bahwa harimau jawa telah punah. Saya berani pergi ke hutan sendirian untuk mencari sarang burung dan berburu binatang hutan. Saya tidak pernah menjumpai seekor harimau pun selama ini. Walaupun bapak saya pernah memelihara 3 ekor anak harimau jawa ketika saya masih bayi. Namun harimau lucu tersebut dikembalikan lagi ke hutan setelah dua hari berada di rumah. Karena setiap malam induknya datang ke rumah dengan meninggalkan bekas cakar di depan pintu.
Harimau-harimau kecil tersebut ditangkap bapak saya ketika memasuki wilayah terlarang di dekat pos penjagaan, dimana bapak saya waktu itu bekerja sebagai satpam di gedung dinamid atau penyimpanan bahan peledak bawah tanah di karang putih, gunung kendeng, Malang selatan.
Kini harimau jawa tercinta tinggal kenangan. Tidak ada seorangpun yang bertemu lagi dengan macan gembong di daerah sini karena sekarang sudah ramai. Padahal dulunya merupakan hutan asri yang merupakan salah satu habitat terakhir harimau jawa, kijang, dan kancil.
Iklan 336x280
______________________________________________________________________
0 komentar:
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungan dan komentar Anda