Iklan 300x250
Mungkin anda ingin tahu sekilas tentang waduk Ir.Sutami atau biasa disebut bendungan Sutami di Karangkates, Malang, Jawa Timur. Waduk ini berperan utama sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA) selain sebagai obyek pariwisata, perikanan darat, dan pengendali banjir. Waduk ini selesai dibangun pada tahun 1972 yang diresmikan oleh presiden Soeharto dan beroperasi hingga sekarang.
Warga sekitar menyebut bendungan ini dengan sebutan "Dam", sedangkan mereka menyebut air di waduk tersebut dengan sebutan "brantas" karena memang berasal dari sungai brantas. Gambar dibawah ini adalah air waduk yang sedang surut ketika musim kemarau. Air ini mengalir menembus bendungan melalui tiga saluran untuk menggerakkan turbin yang ada di sebelah barat bendungan.
Turbin atau kincir air ini menghasilkan arus listrik dan langsung dikirim melalui kabel di atas tower ke gardu induk di Kebon Agung, Malang. Lalu disana arus listrik bertegangan tinggi ini diolah untuk dibagikan ke daerah-daerah di Jawa dan Bali. Gambar dibawah ini adalah bangunan turbin beserta instalasi listrik yang di foto dari atas bendungan. Ini letaknya berada di sebelah barat bendungan. Air sisa turbin mengalir ke arah barat dan bertemu dengan sebuah sungai yang biasa disebut Beli, karena disana ada jembatan Beli.
Sedangkan bagian atas bendungan adalah jalan raya yang hanya diperbolehkan untuk dilalui sepeda motor pada siang hari saja, mulai jam 04.30 sampai jam 19.00 dengan membayar karcis sebesar Rp.1000,-. Gambar dibawah ini adalah suasana jalan di atas bendungan Sutami. Para pengendara terkadang berhenti sejenak untuk menikmati pemandangan sekitar serta mengambil foto.
Jalan ini sangat bermanfaat bagi warga terutama yang tinggal di sebelah selatan waduk, misalnya kecamatan Kalipare dan kecamatan Donomulyo. Setiap hari jalan ini ramai dilewati kendaraan roda dua. Mereka menjadikan waduk ini menjadi satu-satunya jalan pintas menuju kota tanpa harus memutar ke arah barat melewati hutan lindung yang sunyi dan sepi.
Warga sekitar menyebut bendungan ini dengan sebutan "Dam", sedangkan mereka menyebut air di waduk tersebut dengan sebutan "brantas" karena memang berasal dari sungai brantas. Gambar dibawah ini adalah air waduk yang sedang surut ketika musim kemarau. Air ini mengalir menembus bendungan melalui tiga saluran untuk menggerakkan turbin yang ada di sebelah barat bendungan.
Turbin atau kincir air ini menghasilkan arus listrik dan langsung dikirim melalui kabel di atas tower ke gardu induk di Kebon Agung, Malang. Lalu disana arus listrik bertegangan tinggi ini diolah untuk dibagikan ke daerah-daerah di Jawa dan Bali. Gambar dibawah ini adalah bangunan turbin beserta instalasi listrik yang di foto dari atas bendungan. Ini letaknya berada di sebelah barat bendungan. Air sisa turbin mengalir ke arah barat dan bertemu dengan sebuah sungai yang biasa disebut Beli, karena disana ada jembatan Beli.
Sedangkan bagian atas bendungan adalah jalan raya yang hanya diperbolehkan untuk dilalui sepeda motor pada siang hari saja, mulai jam 04.30 sampai jam 19.00 dengan membayar karcis sebesar Rp.1000,-. Gambar dibawah ini adalah suasana jalan di atas bendungan Sutami. Para pengendara terkadang berhenti sejenak untuk menikmati pemandangan sekitar serta mengambil foto.
Jalan ini sangat bermanfaat bagi warga terutama yang tinggal di sebelah selatan waduk, misalnya kecamatan Kalipare dan kecamatan Donomulyo. Setiap hari jalan ini ramai dilewati kendaraan roda dua. Mereka menjadikan waduk ini menjadi satu-satunya jalan pintas menuju kota tanpa harus memutar ke arah barat melewati hutan lindung yang sunyi dan sepi.
Iklan 336x280
______________________________________________________________________
0 komentar:
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungan dan komentar Anda