Orang-orang Timor Leste tidak suka makan Tape

Iklan 300x250
Dulu ketika saya masih bekerja di Timor Leste (waktu itu Timor Timur) pada awal tahun 1995, saya menemukan banyak hal-hal unik dalam tradisi masyarakat di sana. Misalnya adalah cara mengolah daging ayam dengan dibakar dulu bersama bulu-bulunya lalu dimasak. Dan banyak lagi hal baru yang saya jumpai.

Ketika pertama kali saya kerja di sektor timur, kabupaten Lospalos. Pada suatu saat saya menawarkan makanan Tape kepada seorang warga desa Asalaino untuk saya ajak makan bersama-sama. Namun mereka menolaknya, katanya itu adalah singkong busuk. Tape dikatakan singkong busuk.

Lalu, beberapa hari lagi saya menawarkan Tape kepada seorang warga lainnya di desa lain, yaitu desa Pitileti yang terletak di sebelah timur Asalaino. Saya mengatakan bahwa ini adalah makanan khas Jawa. Namun saya mendapatkan jawaban yang sama. Katanya saya mengajak mereka makan singkong busuk. Mereka menolaknya dan mengucapkan terima kasih.

Sebulan kemudian saya pindah kerja di desa lainnya lagi tapi masih dalam wilayah Lospalos. Yaitu desa Muapitine. Saya menawarkan Tape kepada beberapa warga untuk saya ajak makan tape bersama. Hasilnya, mereka menolaknya lagi. Ada lebih dari sepuluh orang, semuanya menolak saya ajak makan tape. Katanya saya mengajak mereka makan singkong busuk.

Setelah saya pikir-pikir, mereka ternyata benar. Tape adalah singkong busuk. Tape adalah singkong yang diproses dengan cara fermentasi selama dua hari agar busuk. Hasilnya, tape memang benar-benar singkong busuk. Ternyata orang-orang Timor Leste benar mengatakannya. Tape adalah singkong busuk.
Iklan 336x280
______________________________________________________________________

Bacaan Terkait

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungan dan komentar Anda